Komparasi Kurikulum KTSP Dengan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dengan Pembelajaran Tematik
Komparasi Kurikulum KTSP Dengan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dengan
Pembelajaran Tematik
Hakikat
kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp)
ktsp merupakan kurikulum yang
beorientasi pada pencapaian kompetensi, merupakan penyempurna dari kbk
(kurikulum 2004). Kurikulum ktsp lahir dari semangat otonomi daerah, model
pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik. Beberapa hal yang
berhubungan dengan makna kurikulum operasional.
Pertama, sebagai kurikulum
yang bersifat operasional, dalam pengembangannya ktsp tidak terlepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun
pemerintah secara nasional.
Kedua, sebagai kurikulum
operasional, para pengembang ktsp, dituntut dan harus memerhatikan ciri khas
kedaerahan.
Ketiga, sebagai kurikulum operasional,
para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam
mengembangkankurikulum menjadi unit-unit pelajaran.
Karakteristik
ktsp
Kurikulum sebagai sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam waktu tertentu, kurikulum
sebagai seluruh aktivitas siswa untuk memperoleh pengalaman, serta kurikulum
sebagai perencanaan program pembelajaran. Kurikulum yang berorientasi pada
kehidupan masyarakat/ rekonstruksi sosial serta kurikulum teknologi.
Karakteristik ktsp : dari
desainnya ktsp adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, ktsp
adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembngan individu, ktsp adalah
kurikulum yang mengakses kepentingan daerah, serta ktsp merupakan kurikulum
teknologi.
Dari karakteristik diatas,
maka ktsp adalah kurikulum yang memuat semua unsur desain kurikulum, serta
berorientasi pada pengembanagan disiplin ilmu/ desain kurikulum subjek akademis.[1]
Tujuan
ktsp
Tujuan KTSP yang
diterapkan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan.
Sesuai dengan
otonominya, KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi
aktif dalam pengembangan kurikulum. Tujuan secar khusus yang diterapkan adalah
untuk : meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangannya
serta pengambilan keputusan bersama, meningkatkan kompetensi yang sehat anatar satuan
pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Dasar
penyusunan KTSP
Pengembangan KTSP
didasarkanpada dua landasan pokok, yaitu landasan empiris/ dilihat dari proses
maupun hasil belajarnya, dan landasan formal/ disusun dalam rangka memenuhi
amanat yang tertuang dalam uu ri nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan ppri
nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
1.
Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan
lingkungannya.
2.
Beragam dan terpadu
3.
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Relevan dengan
kebutuhan kehidupan
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan
6.
Belajar sepanjang
hayat
7.
Seimbang antara
kepentinagn nasional dan kepentingan daerah.
Prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan dalam mengimplementasikan KTSP antara lain: penngkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia, pengembangan potensi, kecerdasan dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan
karakteristik daerah danlingkungan, tuntutan pengembangan daerah dan nasional,
tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
agama, dinamika perkembangan global, persatuan dan nilai-nilai kebangsaan, kondisi
social budaya masyarakat setempat. Kesetaraan gender, karakteristik satuan
pendidikan.
Komponen
KTSP
Sebagai sebuah
pedoman KTSP terdiri atas empat komponen. Yakni tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur program dan muatan KTSP, kalender pendidikan,
silabus dan rencana pembelajaran.[2] Sedangkan pembelajaran
tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehungga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dalam pembelajaran tematik
integratif harus mampu menggambarkan karakteristik sebagai berikut
berpusat pada siswa, memberika pengalaman langsung pada siswa, pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, adanya konsep dari beberapa mata pelajaran,
bersifat fleksibel/tidak ketat dalam pelaksanaanya, hasil pembelajaran
berkembang sesuai minat, dan kebutuhan siswa.
Dalam metode tematik integratif, materi
ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata
pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam
berbagai tema.
Metode pembelajaran tematik
integratif ini
mengintegrasikan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran.
Tema-tema pada pembelajaran
tematik integratif kurikulm 2013 berkaitan dengan alam dan kehidupan manusia. Kedua
tema itu sangat memberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran ppkn,
bahasa indonesia, matematika, seni-budaya dan prakarya, serta penjaskes untuk
kelas i-iii. Kompetensi dasar dari ipa dan ips sebagai pengikat dan pengembang
kompetensi dasar mata pelajaran lainnya. Siswa belum bisa memahami konten mata
pelajaran yang terpisah / abstrak kecuali kelas iv-vi sudah mulai mampu
berpikir abstrak.
Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran tematik seperti diberikan kepada siswa kelas 1 sampai vi, digunakan untuk
mengintegrasikan kd dari berbagai mata pelajaran yaitu intra-disipliner,
inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner.
Pembelajaran tematik disusun
berdasarkan
gabungan berbagai
proses integrasi berbagai kompetensi, pembelajarannya diperkaya dengan
penempatan mata pelajaran bahasa indonesia sebagai penghela/alat/media mata pelajaran
lain, penilannya dilakukan dengan mengacu pada indicator masing-masing kd dari
setiap mata pelajaran.
Prinsip
pembelajaran tematik terpadu seperti siswa mencari
tahu, focus pada kompetensi melalui tema-tema yang dekat dengan kehidupan
mereka, adanya tema pemersatu dari berbagai konsep, keterampilan dan sikap,
sumber belajar tidak terbatas pada buku, siswa bekerja mandiri sesuai
karakteristik kegiatan, guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
memberikan pengalaman langsungkepada peserta didik dari yang konkret menuju
yang abstrak.[3]
Terima kasih sudah membaca dan
membuka, semoga bermanfaat.
Baca dulu, baca lagi
dan baca terus.
Mahasiswa Institut Agama Islam
Nahdlatul Ulama Kebumen
PGMI 2015/IV
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, L. K., & Amri, S. (2014). Pengembangan
& Model Pembelajaran Tematik INtegratif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Muhaimin, Sutiah, &
Prabowo, S. L. (2007). Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Komentar
Posting Komentar