Pemikiran Belajar Melalui Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Integratif dari Berbagai Sumber



Pemikiran Belajar Melalui Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Integratif
Kualitas Umum Pendidikan Nasional
Awal mula Indonesia Merdeka kualitas sumber daya manusia Indonesia lebih baik. Di dalam dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Rendahnya kualitas pada jenjang Sekolah Dasar berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, Kita akan bahas masalah internal pendidikan yang sedang kita hadapi saat ini. Sebagai berikut:[1]
1.      Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai putus sekolah, tidak melanjutkan jenjang lanjutan hal ini ciri-ciri kemiskinan.
2.      Rendahnya mutu akademik penguasaan materi.
3.      Rendahnya efisiensi internal berkaitan lamanya studi
4.      Rendahnya efisiensi eksternal system pendidikan seperti relevansi pendidikan menyebabkan pengangguran.
5.      Menurunya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawan social, pendidikan agama sangat penting untuk pendidikan usia dini.
Dasar dari masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan tanah air dewasa ini, yaitu:
1.      Warga Negara bisa menikmati kesempatan pendidikan.
2.      Pendidikan menjadi bekal dalam ketrampilan untuk terjun pada kehidupan masyarakat.
Masalah pokok pendidikan yang perlu diutamakan dalam penanggulannya.
a.       Masalah pemerataan pendidikan
b.      Masalah mutu pendidikan
c.       Masalah efisiensi pendidikan
d.      Masalah Relevansi Pendidikan
Solusi pemecahan problematika pendidikan Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan melalui cara: Cara Konvensional (membangun gedung, menggunakan gedung sekolah), Cara Inovatif ( system pamong yaitu pendidkan oleh masyarakat, orang tua dan guru)
Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan : seleksi untuk SLTA dan PT, pengembangan kemampuan tenaga pendidik, pengembangan dan penyempurnaan sarpras, peningkatan administrasi manajemen, kegiatan pengendalian mutu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat, keterbelakangan budaya dan saran kehidupan.
Masalah pendidikan dalam konteks kebijakan seperti penginventariskan area perubahan pada birokrasipendidikan meliputi tenaga pendidikan, unsur organisasi, tatalaksana, peraturan undang-undang, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan public dan mind set serta culture set suatu system yang tidak dapat dipisahkan.
Mekanisme yang dapat dilakukan seperti inventaris kebutuhan guru, jumlah formasi guru, kelayakan guru, pengisian lowongan guru, formasi guru PNS dan non-PNS, gaji yang sesuai, system kepangkatan pada guru yang sudah PNS, guru honorer dapat mengikuti seleksi menjadi PNS, seleksi dilakukan dengan ketat, guru honorer tidak untuk sertifikasi guru, dan lainnya.
Paradigma proses pembelajaran pada peserta didik meliputi keterkaitan dan kesepadanan secara mendasar serta berkesinambungan dengan proses yang berlangsung di duna kerja.
Perbandingan system pendidikan tradisional dengan modern antara lain:  membuat system dan prestasi di bidang pendidikan sudah bisa memainkan peran untuk memnetukan pembangunan ekonomi Negara dalam 25 tahun terakhir ini yang dilakukan oleh Jepang.
Antara menghafal dan berfikir, berkonsep pendidikan desentralisasi dan de-berlinisasi, berrestrukturisasi pendidikan dan deregulasi pendidikan sangat perlu dilaksanakan guna menghadapi tantangan pembangunan nasional, di masa kin dan mendatang, berkebebasan dan berotonomi, adanya partisipasi masyarakat, paradigm baru pengajaran, ilmu keguruan, baru pengajaran, beragenda reformasi pendidikan.
Urgensi dalam pemikiran belajar melalui pengembangan model pembelajaran tematik integrative pada kelas awal SD/MI
DALAM METODE Tematik Integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema.
Metode Tematik Integratif ini mengintegrasikan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Tema-tema pada pembelajaran Tematik Integratif Kurikulm 2013 berkaitan dengan alam dan kehidupan manusia. Kedua tema itu sangat memberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Penjaskes untuk kelas I-III. Kompetensi dasar dari IPA dan IPS sebagai pengikat dan pengembang kompetensi dasar mata pelajaran lainnya. Siswa belum bisa memahami konten mata pelajaran yang terpisah / abstrak kecuali kelas IV-VI sudah mulai mampu berpikir abstrak.
Dalam Pembelajaran Tematik Integratif harus mampu menggambarkan karakteristik sebagai berikut berpusat pada siswa, memberika pengalaman langsung pada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, adanya konsep dari beberapa mata pelajaran, bersifat fleksibel/tidak ketat dalam pelaksanaanya, hasil pembelajaran berkembang sesuai minat, dan kebutuhan siswa.[2]
Berikut beberapa contoh daftar tema dan alokasi waktu pada metode pembelajaran Tematik Integratif di SD Kurikulum 2013 :
Kelas I
Tema
Waktu
Diri Sendiri
4 Minggu
Kegemaranku
4 Minggu
Kegiatanku
4 Minggu


Kelas II
Tema
Waktu
Hidup Rukun
4 Minggu
Bermain di Lingkunganku
4 Minggu


Kelas III
Tema
Waktu
Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
3 Minggu
Pengalaman yang Mengesankan
3 Minggu


Kelas IV
Tema
Waktu
Indahnya Kebersamaan
3 Minggu
Selalu Berhemat Energi
3 Minggu


Kelas V
Tema
Waktu
Bermain dengan Benda-benda di sekitar
7 Minggu
Peristiwa dalam Kehidupan
7 Minggu


Kelas VI
Tema
Waktu
Selamatkan Makhluk Hidup
6 Minggu
Persatuan dalam Perbedaan
5 Minggu

Dari tema-tema tersebut harus selesai dalam jangka waktu satu tahun. Seorang guru diberi kewenangan dalam pengajaran maupun durasi pembelajaran dalam satu tema.
Daftar tema dan alokasi waktu di atas dari dokumwn draf Kurikulum 2013. Pandangan Psikologi perkembangan dan Gestalt yang mendasari untuk mengintegrasikan kompetensi dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran Tematik Integratif. Pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir siswa.
Terima kasih sudah membaca dan membuka, semoga bermanfaat.
Baca dulu, baca lagi dan baca terus.
Mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen
PGMI 2015/IV


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, L. K., & Amri, S. (2014). Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva Press.



[1] (Ahmadi & Amri, 2014)
Baca dulu, baca lagi dan baca terus
[2] (Prastowo, 2013)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FUNGSI DAN MANFAAT MICROTEACHING

Malaikat-Malaikat Alloh SWT dan Tugasnya

Teori Belajar dan Teori pembelajaran Dari Berbagai Sumber